Kanker Kolon dan Rektum atau Kanker Kolorektum merupakan kanker terganas di Singapura. Jumlahnya mengalami peningkatan dan kanker ini telah menjangkit paling banyak orang dalam tahun-tahun belakangan ini. Probabilitas masa hidup seseorang dengan kanker kolorektum diperkirakan 1 dari 20 orang, dan angka ini antara yang tertinggi di dunia. Sejumlah besar pasien masih divonis berada pada stadium lanjut. Pemeriksaan penting dilakukan karena kanker kolorektum merupakan kanker yang bisa dicegah. Kebanyakan kanker usus besar dipercaya berkembang dari polip. Deteksi kolonoskopi dan pengangkatan polip bisa mengurangi resiko kanker kolorektum. Pengangkatan polip berarti mencegah potensi kanker.
Pemeriksaan kanker kolorektum telah terbukti menyelamatkan jiwa. Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Utara, angka kematian akibat kanker kolorektum telah menurun, dan ini disebabkan oleh pemeriksaan, deteksi dini, dan pencegahan dengan polipektomi. Baca lebih lanjut mengenai Kanker Kolon dan Rektum
Metode pemeriksaan
Tes Darah Samar pada Kotoran (Stool Occult Blood Test)
Tes kotoran ini memeriksa jumlah darah yang sedikit pada kotoran. Darah yang jumlahnya sedikit pada kotoran biasanya tidak terlihat kasat mata. Apabila kotoran terbukti positif mengandung darah, maka disarankan untuk melakukan kolonoskopi. Apabila tes kotoran hasilnya normal, maka Anda perlu melakukannya setiap tahun secara rutin.
Barium enema X-ray
Barium enema adalah prosedur medis untuk memeriksa kolon dengan mengambil gambar X-ray sementara barium kontras (yang terlihat pada X-ray) memenuhi kolon. Udara bisa dipompa masuk ke dalam kolon untuk menggembungkannya sehingga gambar bisa dilihat dengan lebih jelas. Barium enema memiliki resiko perforasi yang lebih rendah dibandingkan kolonoskopi, akan tetapi ini masih membutuhkan persiapan usus. Kolonoskopi juga perlu dilakukan apabila barium enema diyakini positif, dan begitu juga biopsi atau pengangkatan polips. Barium enema bukanlah jenis pemeriksaan yang biasanya akan pertama dipilih.
Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah pemeriksaan khusus dimana tube teleskop yang fleksibel dimasukkan melalui anus untuk memeriksa bagian dalam dinding kolon dan rektum secara langsung. Biopsi dan pengangkatan polip juga dapat dilakukan menggunakan kolonoskop. Ini membutuhkan persiapan usus. Kolonoskopi dianggap sebagai pemeriksaan kolon dan rektum yang paling akurat. Prosedur ini sangat aman, dimana resiko komplikasi seperti pendarahan atau perforasi kurang dari 1 dari 1000. Baca lebih lanjut mengenai Kolonoskopi
Kolonografi CT (Kolonoskopi Virtual)
Kolonografi CT adalah pemeriksaan gambar invasif minimal dari kolon dan rektum menggunakan CT scan untuk mendapatkan gambar dan software komputer untuk memroses gambar untuk diinterpretasikan. Ini adalah tes gambar terbaik yang tersedia apabila kolonoskopi tidak sesuai untuk seseorang, dan dalam hal ini lebih baik dari barium enema. Hal yang perlu dikhawatirkan dari kolonografi CT adalah resiko radiasinya yang kumulatif, apabila digunakan terus-menerus untuk pemantauan. Ini membutuhkan persiapan usus. Kolonoskopi juga perlu dilakukan apabila scan ini diyakini positif, dan begitu juga biopsi atau pengangkatan polip.
Siapa yang perlu menjalani pemeriksaan (screening)?
Orang dengan resiko sedang
Kanker kolorektum bisa menyerang siapa saja, walaupun sekitar 90% penderitanya berusia di atas 50 tahun. Resiko meningkat seiring bertambahnya usia. Seseorang dengan resiko sedang meliputi individu yang tidak memiliki keluarga yang menderita kanker kolorektum dan tidak memiliki gejala sama sekali. Untuk orang dengan resiko sedang, pemeriksaan harus dimulai pada usia sekitar 50 tahun.
Orang dengan resiko tinggi
Individu yang memiliki resiko tinggi terkena kanker kolorektum meliputi mereka yang salah seorang atau lebih anggota keluarga dekatnya (anggota keluarga langsung) menderita kanker kolorektum. Mereka dengan riwayat kesehatan pribadi menderita polip kolorektum atau kanker kolorektum atau payudara, endometrium (rahim) atau kanker ovarium bisa memiliki resiko yang lebih tinggi terkena kanker kolorektum daripada mereka dengan resiko sedang. Seseorang yang menderita penyakit radang usus juga beresiko tinggi terkena kanker kolorektum.
Rekomendasi untuk Pemeriksaan kanker Kolorektum
Kelompok Resiko | Metode Pemeriksaan | Kapan mulai pemeriksaan | Frekuensi Pemeriksaan | ||||
Resiko sedang | Tes darah samar pada kotoran | Pada usia 50 tahun | Setiap tahun | ||||
Kolonoskopi | Pada usia 50 tahun | Setiap 10 tahun | |||||
Kolonografi CT | Pada usia 50 tahun | Setiap 5 tahun | |||||
Resiko tinggi | |||||||
| Kolonoskopi | 10 tahun sebelum saudara termuda terjangkit pada saat diagnosis atau pada usia 40 tahun, mana saja yang lebih dulu. | Setiap 5 tahun | ||||
Riwayat keluarga menderita kanker kolorektum di atas usia 60 tahun | Kolonoskopi | 10 tahun sebelum saudara termuda terjangkit pada saat diagnosis atau pada usia 50 tahun, mana saja yang lebih dulu. | Setiap 10 tahun | ||||
| Kolonoskopi | Setiap 1-3 tahun setelah pengangkatan polip. Apabila hasilnya normal, maka kolonoskopi mesti diulangi setiap 3-5 tahun. | |||||
Riwayat pribadi menderita kanker kolorektal | Kolonoskopi | Setahun setelah operasi | Setiap 3 tahun | ||||
Riwayat pribadi menderita kanker ovarium atau endometrium. | Kolonoskopi | Setahun setelah operasi |